Naskah Mimpi Sang Dara
Identifikasi Program
1. Jenis Program : Pendidikan
2. Judul : Mimpi Sang Dara
3. Sasaran : siswa umur 17-21
4. Format : Drama
5. Durasi : -/+ 15 menit
6. Budget ;
7. Tujuan Umum Program (TUP)
Dengan menonton film ini bisa kasih pelajaran kepada semua, bahwa berjuang didalam kehidupan itu sangat di perlukan. Jangan pernah menyerah hanya karna satu masalah yg menimpa. Tetap semangat dan bangkit untuk menggapai cita-cita
Tujuan Khusus Program (TKP) :
1. Memberikan pelajaran kepada semua agar pantang menyerah
2. Memberikan semangat untuk bangkit kepada semua
3. Menumbuhkan suatu norma – norma / nilai – nilai rasa peduli terhadap sesama. Meskipun ada yg memiliki kekurangan
8. Karakterisasi Aktor
No. |
Nama |
Watak /Sifat |
1. |
Dara |
Sabar, Pantang Menyera, Baik |
|
Orang Tua Dara |
Jahat, Cuek, |
|
Hana |
Peduli Sesama, Baik |
|
|
|
9. Sinopsis
Pagi menjelang saat seorang gadis
yang biasa dipanggil dengan nama Dara mulai menjerang air untuk membuat segelas
teh panas. Dara, ialah gadis yang hidup dengan sejuta mimpi di dalam sebuah
rumah berdinding tinggi.
Dara merupakan gadis yang tumbuh di dalam keluarga
berkecukupan, bahkan bisa dibilang sangat kaya. Namun sayangnya Dara tidak bisa
menopang tubuhnya sendiri tanpa menggunakan bantuan kursi roda, sehingga merasa
diacuhkan bahkan saat berada di istana mewah tersebut.
Kedua orang tua Dara selalu mengacuhkannya karena merasa
tidak ada yang bisa diharapkan dari gadis dengan kursi roda tersebut. Sementara
kakaknya mungkin saja malu mempunyai adik dengan kondisi seperti Dara.
Setiap hari Dara hanya menghabiskan waktunya di dalam kamar
dan sesekali mengarahkan kursi rodanya menuju arah taman. Gadis yang berusia 17
tahun tersebut sangat senang untuk menggambar di taman guna menghilangkan
pikiran buruknya yang menyesali keadaannya.
Suatu pagi Dara jatuh dari kursi rodanya, namun tidak ada
seorangpun di dalam rumah tersebut mendekat untuk menolongnya. Rasa kecewanya
terhadap hal tersebut membuat Dara memiliki kekuatan untuk menggerakan kursi
rodanya ke arah taman kompleks, berniat menenangkan diri.
Saat sedang terisak di taman, tiba-tiba Dara dihampiri oleh
seorang gadis seusianya dengan kondisi yang sama. Gadis tersebut mengulurkan
tangan untuk Dara dan mulai menyebutkan namanya, yaitu Hana. mereka berdua
mudah sekali akrab, mungkin karena keduanya saling mengerti kondisi
masing-masing.
Tiba-tiba Hana Berkata, “ Dara, ingatlah bahwa tidak ada
seorangpun di dunia ini yang terlahir sia-sia. Mungkin kita tidak bisa berdiri
tegak layaknya manusia lain. Tapi, kita masih punya hak untuk merasakan
bahagia. Cobalah untuk menerima dirimu sendiri, Dara.” lalu, akhirnya gadis itu
berpamitan pada Dara.
Semenjak pertemuannya di taman dengan Hana, Dara mulai
merenungi kata-kata yang diucapkan oleh gadis tersebut. Dara berpikir bagaimana
ia bisa seutuhnya menerima dirinya ketika orang di dekatnya tidak mendukungnya
sama sekali.
Dara mencoba mencerna perkataan dari Hana secara perlahan,
meskipun seringkali ia menangis ketika teringat kenyataan bahwa ia hanyalah
seorang gadis yang diacuhkan. Hal yang dipikirkan oleh Dara adalah bagaimana ia
bisa mewujudkan mimpinya dengan kondisi tersebut.
Mimpi Dara adalah menjadi seorang pelukis yang karyanya bisa
dipajang di dalam pameran besar. Hal yang dilakukan Dara untuk memulainya
adalah rajin membuat lukisan. Kesibukan tersebut juga dilakukan Dara untuk
tidak memikirkan mengenai dirinya yang selalu diacuhkan dan mulai memahami
perkataan Hana.
Perlahan mimpi sang Dara mulai terwujud saat diam-diam ia
sering memposting lukisannya melalui media sosial. Hingga suatu hari ada
seseorang datang ke rumah Dara untuk menemui gadis itu guna mengajaknya untuk
bergabung di dalam sebuah pameran lukisan.
Kedua orang tua Dara terperangah mendengar ucapan pria
tersebut, sebab tidak menyangka bahwa Dara si gadis kursi roda bisa
menghasilkan karya lukisan yang indah. Dara hanya tersenyum melihat respon
kedua orang tuanya dan memilih menerima tawaran pameran tersebut.
Komentar
Posting Komentar